Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Penulis : Fatimatus Suhroh, S.S., M.Pd
Instansi : SMK Kesehatan Yannas Husada Bangkalan
CGP Angkatan 4 Bangkalan
Dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal penting yang menjadi perhatian saya. Strategi apa yang akan saya terapkan di dalam kelas, model dan metode pembelajaran apa yang akan saya pakai, dan menggunakan media pembelajaran apa agar bisa terintegrasi pada materi pelajaran yang akan di ajarkan. Beberapa hal tersebut selalu menjadi patokan dalam proses pembelajaran yang akan saya berikan sehingga tujuan dari pembelajaran itu sendiri dan semua kompetensi yang ingin di capai bisa terealisasi dengan baik.
Di awal saya percaya bahwa murid bisa memahami materi yang saya ajarkan dengan menerapkan model pembelajaran yang saya ketahui, dengan cara pengajaran tersebut saya sangat meyakini bahwa materi yang saya sampaikan bisa dipahami oleh seluruh murid yang ada dikelas, tetapi apa yang saya pikirkan ternyata bertolak belakang walaupun tidak secara keseluruhan. Ada sekitar 10% dari keseluruhan jumlah murid di kelas yang tidak memahami apa yang saya sampaikan sehingga saya membutuhkan pengulangan dalam pembelajaran sehingga murid yang tidak paham tersebut bisa mengerti dengan materi yang diberikan. Setelah memahami pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara, pemikiran saya mulai berubah tentang proses pembelajaran, metode serta model pembelajaran yang akan di berikan. Saya selaku guru berperan sebagai fasilitator dan pamong berupaya untuk bisa menuntun murid dan memfasilitasi murid untuk bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik serta bisa memahami materi yang diberikan sehingga murid bisa merasa bebas dan merdeka dalam proses pembelajaran.
Pemikiran saya yang awalnya menganggap semua baik-baik saja dan tidak ada yang terlewati ternyata masih ada yang harus saya perbaiki. Setelah saya memperbaiki pembelajaran saya dengan cara memvariasikan model serta metode pembelajaran di dalam kelas, saya juga mengarahkan murid untuk bisa selalu memiliki karakter abad 21 yang mana mereka diarahkan untuk bisa selalu berfikir kritis, kreatif, saling berkomunikasi dan berkolaborasi satu dengan yang lainnya. Saya sangat berharap bahwa semua kompetensi bisa tercapai dan murid bisa merasa merdeka dalam menuangkan ide-ide dan gagasan mereka sehingga mereka bisa berdiskusi dan saling bertukar pikiran.
Selain pengembangan di dalam kelas, saya juga ingin mengembangkan profesionalisme guru dalam lingkup sekolah. Saya ingin mengintegrasikan media pembelajaran ke dalam materi pembelajaran dimana media-media baru tersebut tidak banyak dikuasai oleh guru sehingga saya berkeinginan untuk mengajukan program kepada kepala sekolah untuk mengadakan sosialisasi terhadap media-media pembelajaran baru tersebut. Program tersebut merujuk pada penerapan tekhnologi dalam integrasinya dengan materi pembelajaran. Dalam program tersebut tidak hanya satu guru yang memberikan sosialisasi terhadap media baru yang dia pelajari tetapi guru lainpun bisa saling membagi ilmu yang didapat dari berbagai pelatihan untuk bisa dipelajari bersama-sama sehingga akan banyak ilmu yang didapat dan penerapan media baru bisa di implementasikan dengan baik secara bersama-sama. Salah satu contoh kecil yaitu pembuatan blog pribadi guru yang mana blog tersebut bisa berguna bagi guru tersebut dalam menuangkan semua materi dari masing-masing mata pelajaran sehingga murid dengan mudah mengaksesnya melalui internet dimanapun dan kapanpun. Selain itu masih banyak media-media pendukung yang sangat berguna untuk diterapkan kepada murid dalam pemenuhan proses pembelajaran. Dalam hal ini guru yang sebagai fasilitator dan pamong sudah bisa memfasilitasi murid dalam proses pembelajaran, selain itu guru juga bisa fokus kepada masing-masing murid untuk bisa mengetahui sejauh mana pemahaman mereka dalam pembelajaran tersebut.
Terdapat beberapa hal yang akan segera saya terapkan di dalam kelas agar pembelajaran yang saya laksanakan mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Hal yang paling mendasar sebelum memulai proses pembelajaran adalah bagaimana seorang guru bisa mengetahui kodrat alam dari masing-masing murid, cara belajar mereka dan apa yang mereka sukai dalam pembelajaran sehingga dari hal tersebut bisa dicocokkan dengan kodrat zaman yang sesuai. Dengan penerapan tekhnologi zaman saat ini, seorang guru bisa menyesuaikan tekhnologi apa yang akan dipakai yang sekiranya sesuai dengan minat siswa dan selaras dengan materi pelajaran yang akan diberikan. Salah satu contohnya seumpama guru menggunakan poster dalam penyelesaian projek dalam materi "Procedure Text", sehingga murid bisa menuangkan ide mereka tentang cara membuat atau mengoperasikan sesuatu dalam bentuk poster yang kiranya akan lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca yang lain.
Dalam hal penerapan karakter abad 21 saya akan memberikan sebuah projek kerja kepada murid dalam bentuk individu ataupun kelompok. Salah satu contoh adalah dalam materi "Cause and Effect". Murid diarahkan untuk bisa memahami materi tersebut terlebih dahulu, setelah itu mereka di fasilitasi dengan aplikasi "Comic Life" dalam pemenuhan projek mereka. Selanjutnya murid di minta untuk membuat sebuah "Educational Comic" sesuai materi tersebut dengan menuangkan ide-ide mereka. Mereka bisa secara kreatif membuat projek tersebut, berkomunikasi dan berkolaborasi dengan yang lain serta bisa bernalar kritis dalam penyelesaian isi komik tersebut. Sesuai dengan contoh diatas, murid sudah bisa dianggap mencerminkan beberapa profil pelajar pancasila yaitu bernalar kritis, kreatif, gotong royong dan mandiri.
Semua hal tersebut juga tidak lepas dari penerapan budi pekerti yang baik dan prilaku yang baik pula. Bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan sesama murid atau dengan guru, cara memberikan pendapat dan cara berdiskusi yang baik sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.